Dilogi Twenty One's Kuliah Kerja Lapangan Trip 2023 to Baduy-Bandung
Nama : Giani Diva Ayu Prasetyo
NIM : 21413241031
Departemen : Pendidikan Sosiologi B 2021
Mata Kuliah : Kuliah Kerja Lapangan
Dilogi Twenty One's Kuliah Kerja Lapangan Trip 2023 to Baduy-Bandung
Hari Senin, 16 Januari 2023 merupakan hari di mana seluruh mahasiswa Departemen Pendidikan Sosiologi angkatan 2021 melaksanakan kegiatan untuk mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Baduy dan Bandung. Kuliah Kerja Lapangan itu sendiri merupakan mata kuliah wajib tempuh dan wajib lulus yang membekali mahasiswa pengalaman agar dapat melihat realita empiris dengan mengamati serta menangani berbagai isu sosial di masyarakat. Di hari Senin itu, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain diminta untuk berkumpul di depan rektorat Universitas Negeri Yogyakarta pada pukul 13.00 WIB. Di sana, teman-teman panitia membagikan Olive dan air mineral sebagai makan siang sebelum berangkat ke tempat tujuan. Setelah semuanya mendapatkan makan siang, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain pun diminta untuk merapat untuk melakukan doa sebelum memulai perjalanan yang dipimpin oleh ketua panitia KKL. Setelahnya, kami dipersilakan untuk memasuki bus masing-masing dan berangkat pada pukul 14.00 WIB. Sekitar pukul 16.30 WIB, kami berhenti di rest area karena terdapat beberapa mahasiswa yang ingin buang air kecil. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju rumah makan Pringsewu di daerah Cirebon dan tiba di sana sekitar pukul 20.30 WIB. Di sana kami makan malam serta melaksanakan ibadah salat Isya’ yang di-qadha dengan Maghrib. Setelahnya, kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan menuju Terminal Ciboleger.
Untuk tiba di Terminal Ciboleger itu sendiri membutuhkan kurang lebih 5 jam. Saya dan teman-teman mahasiswa yang lain tiba di tujuan pada pukul 04.45 WIB. Kami pun diperintahkan untuk segera mandi dan melaksanakan ibadah salat Subuh yang kemudian dilanjutkan dengan sarapan agar memiliki tenaga untuk perjalanan menuju Baduy Dalam. Pada pukul 07.00 WIB, saya dan teman-teman mahasiswa sudah diminta agar siap di dekat bus untuk mengambil air mineral dan gula jawa sebagai bekal untuk perjalanan ke Baduy Dalam. Setelahnya, kami yang sudah mendapatkan bekal tersebut langsung diminta untuk memasuki shuttle dan berangkat ke Cijahe. Saya dan teman-teman mahasiswa melakukan perjalanan kurang lebih selama 1 jam hingga tiba di Cijahe dan setelahnya tiba di sana, kami diminta untuk berkumpul sesuai dengan kelompok rumah kami. Sesudah berkumpul sesuai dengan kelompok rumah, saya dan teman-teman yang lain pun melakukan doa bersama yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan ke Baduy Dalam dengan berjalan kaki. Untuk sampai di Baduy Dalam, kami membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam dikarenakan jalannya berbatu dan memiliki banyak tanjakan serta turunan yang cukup curam. Hal tersebut tentu saja membuat kami kerap berhenti jalan dan beristirahat sejenak agar dapat mengambil nafas atau sekedar mengistirahatkan kaki.
Kami pun tiba di Baduy Dalam pada pukul 12.30 WIB dan dipersilakan untuk masuk dan meletakkan barang-barang di rumah penduduk sesuai dengan nomor kelompok. Sekitar pukul 13.30 WIB, saya dan teman-teman kelompok saya dipersilakan untuk makan siang dengan menu makan sayur asem, tempe goreng, dan sambal. Setelah selesai makan, saya dan beberapa teman kelompok saya memilih untuk tidur siang karena kelelahan. Namun, adapun teman kelompok saya yang lain yang memilih untuk duduk di bagian depan rumah sembari berbincang dengan “ayah”, ada yang membeli dagangan berupa selendang, gelang, dan madu yang dijual oleh penduduk Baduy dalam, dan ada pula yang jalan-jalan untuk melihat sungai di sana. Kemudian sekitar pukul 15.30 WIB, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain diminta untuk berkumpul di alun-alun dan melakukan wawancara dengan para ketua adat yang disebut sebagai “Jaro”. Kami menanyakan berbagai hal kepada mereka, seperti sistem penanggalan, waktu, cara mereka bertahan hidup, hierarki di Baduy Dalam, dan sebagainya. Sekitar pukul 17.00 WIB, saya serta teman-teman yang lain menyudahi sesi wawancara dikarenakan para Jaro memiliki urusan penting yang harus dilakukan dan kami pun diminta untuk kembali ke rumah kelompok masing-masing.
Setelah sampai di rumah, saya dan teman-teman kelompok saya memutuskan untuk berganti pakaian yang lebih bersih agar kami dapat tidur dengan nyaman. Sekitar pukul 18.00 WIB, ayah dan ambu menyuruh kami untuk makan malam dengan menu makan berupa ikan goreng, telur goreng, tempe goreng, dan sambal. Sesudah saya dan teman-teman kelompok saya makan, kami memutuskan untuk mencuci piring dan sendok yang kami gunakan untuk makan tadi di sungai. Kami mencuci alat makan tersebut menggunakan daun bambu sebagai pengganti spons dan abu sebagai pengganti sabun. Setelahnya, kami kembali ke rumah untuk istirahat dan tidur dikarenakan pada pukul 20.00 WIB, penduduk Baduy Dalam sudah tidak melakukan kegiatan apapun di luar rumah dan hanya berbincang dengan anggota keluarga atau langsung tidur.
Keesokan harinya, saya dan teman-teman kelompok saya yang lain bangun pada pukul 05.00 WIB untuk menata barang-barang yang dibawa dan sarapan. Kami sarapan dengan menu makan berupa nasi goreng, telur goreng, dan sambal. Setelah sarapan, kami pun mencuci piring dan sendok yang kami gunakan untuk sarapan di sungai. Pada pukul 06.30 WIB, kami berpamitan dengan ayah dan ambu karena sudah diminta untuk berkumpul di alun-alun dan akan kembali ke Cijahe. Sekitar pukul 06.50 WIB, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain langsung berjalan meninggalkan wilayah Baduy Dalam. Selama perjalanan kembali ke Cijahe, kami melewati jalan tanah berlumpur karena pada malam sebelumnya turun hujan. Selain itu, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain juga banyak berfoto saat sudah melewati batas antara Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kami membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam untuk tiba di Cijahe tanpa berhenti untuk istirahat sejenak dikarenakan kami melewati rute yang lebih mudah dan cepat. Sekitar pukul 08.30 WIB, kami telah tiba di Cijahe dan memutuskan untuk mencuci kaki, ke kamar mandi untuk buang air, serta ada pula beberapa mahasiswa yang membeli minuman dingin. Setelahnya, kami diminta untuk naik ke shuttle dan kembali ke Terminal Ciboleger tempat bus diparkirkan. Namun, di daerah terminal tersebut sedang dilaksanakan acara penting sehingga bus kami tidak dapat keluar. Hal tersebut membuat saya dan teman-teman mahasiswa yang lain harus menunggu bus di depan masjid di sekitar daerah Ciboleger tersebut.
Sekitar pukul 11.00 WIB, bus kami telah tiba dan kami langsung diminta untuk masuk ke bus agar dapat melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya, yaitu Rumah Makan Simpang Raya Rest Area KM. 14. Selama perjalanan ke rumah makan, saya dan teman-teman di bus 2 hanya mendengarkan lagu akustik karena banyak yang istirahat dan tidur. Kemudian sekitar pukul 14.00 WIB, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain telah tiba di Rumah Makan Simpang Raya Rest Area KM. 14 dan langsung makan siang. Setelah makan siang, saya dan beberapa teman perempuan saya yang lain memutuskan salat Dzuhur yang di-qadha dengan Ashar, serta ke kamar mandi untuk sikat gigi dan mencuci wajah karena selama di Baduy Dalam, kami tidak diperbolehkan untuk sikat gigi maupun mencuci wajah. Sesudahnya, kami kembali lagi ke bus untuk menunggu teman-teman yang lain masuk ke dalam bus dan melanjutkan perjalanan kami ke Bandung sekitar pukul 15.10 WIB. Selama perjalanan ke Bandung, saya dan teman-teman di bus 2 mendengarkan lagu dan berkaraoke. Sekitar pukul 16.00 WIB, kami melewati DKI Jakarta yang pemandangannya adalah gedung-gedung tinggi khas perkotaan. Akhirnya, kami pun tiba di Bandung atau lebih tepatnya di Hotel Hyper Inn sekitar pukul 20.00 WIB. Di sana, kami langsung diminta untuk mengambil kunci kamar (check in), menaruh barang-barang di kamar, dan kembali turun untuk makan malam.
Setelah makan malam, saya dan teman-teman mahasiswa diminta untuk tetap berada di tempat kami makan malam karena ada briefing dari bapak dan ibu dosen mengenai penugasan untuk mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan ini. Sekitar pukul 21.30 WIB, para dosen menyudahi briefing dan mempersilakan saya beserta teman-teman mahasiswa yang lain untuk bersih-bersih, menata barang di kamar, dan beristirahat. Setelah membersihkan badan dan menata barang, saya dan teman sekamar saya tidak langsung istirahat. Namun, kami memutuskan untuk memesan makanan dan ke Indomaret di dekat hotel dikarenakan masih merasa lapar. Saya dan teman sekamar saya baru dapat tidur sekitar pukul 00.30 WIB. Paginya, kami bangun pukul 05.00 WIB untuk mandi dan mengemasi barang-barang. Namun, sekitar pukul 07.30, saya dan teman sekamar saya baru bersiap-siap untuk check out dan sarapan padahal teman-teman yang lain sudah sarapan sejak tadi serta sudah menaruh barang di bus. Sekitar pukul 08.30 WIB, saya dan teman-teman kelas B yang sudah menaruh barang-barang di bus memutuskan untuk berfoto bersama dengan salah satu dosen pendamping di bus 2, yaitu Ibu Sasiana.
Setelah melakukan foto bersama, saya dan teman-teman bus 2 pun masuk ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya, yaitu Hotel Fabu. Di Hotel Fabu sekitar pukul 09.30 WIB, mahasiswa yang berada di bus 2 dan 3 mendengarkan materi dan mengajukan pertanyaan kepada Kepala Bidang Politik Dalam Negeri, yaitu Bapak Herry Pasya Sumbada, A.TD. Beliau memaparkan materi mengenai latar belakang Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) Kota Bandung, struktur organisasi, peran serta eksistensi BAKESBANGPOL, dan lain-lain. Setelahnya, saya dan teman-teman mahasiswa dari bus 2 dan 3 dipersilakan untuk makan siang sembari menunggu teman-teman dari bus 1 yang sedang perjalanan dari Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat Sub Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung menuju Hotel Fabu. Kemudian sekitar pukul 12.00 WIB dan posisinya masih di Hotel Fabu tersebut, saya dan teman-teman mahasiswa melakukan wawancara dengan ketua RW kawasan Saritem, Bandung. Kami bertanya berbagai hal kepada ketua RW tersebut, seperti mengenai kondisi di kawasan Saritem, ciri-ciri warga di kawasan tersebut, dan tentang prostitusi yang dilakukan oleh perempuan atau wanita di sana.
Pada pukul 13.00 WIB, kami menyudahi wawancara dengan ketua RW dan kembali ke bus untuk menuju tujuan berikutnya, yaitu Kampung Toleransi Gang Luna. Tidak membutuhkan waktu lama untuk tiba di Kampung Toleransi, hanya sekitar kurang lebih 20 menit saja. Kampung Toleransi Gang Luna itu sendiri merupakan kampung yang warganya terdiri dari beragam suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap dapat berdampingan dengan damai. Di sana, saya dan beberapa teman mahasiswa dipersilakan untuk masuk ke rumah yang biasa digunakan untuk pertemuan oleh warga di sana setelah mengisi buku tamu. Di dalam rumah tersebut, kami mendengarkan pemaparan latar belakang Kampung Toleransi Gang Luna dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan kampung tersebut. Setelahnya, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain dibagi menjadi empat kelompok untuk berkeliling melihat-lihat tempat ibadah apa saja yang ada di sana. Setiap kelompok dipandu oleh 1-2 warga Kampung Toleransi Gang Luna yang memiliki peran di struktur organisasi desa. Selama berkeliling, saya dan teman-teman sekelompok saya juga kerap bertanya kepada pemandu kami tentang tempat ibadah di Kampung Toleransi Gang Luna, hingga hal-hal yang kaitannya dengan perayaan hari raya setiap agama di kampung tersebut. Lalu pada pukul 15.00 WIB, kami menyudahi kegiatan berkeliling kami dan melaksanakan salat Ashar yang di-qadha dengan salat Dzuhur.
Sekitar pukul 15.20 WIB, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain diminta untuk masuk ke bus untuk menuju tujuan berikutnya, yaitu Farmhouse Susu di Lembang. Saya dan teman-teman mahasiswa yang lain pun tiba di Farmhouse sekitar pukul 16.30 WIB. Di sana, kami langsung mengambil tiket masuk yang dapat ditukarkan dengan segelas susu. Setelahnya, kami masuk ke Farmhouse, berkeliling, dan berfoto-foto di sana. Farmhouse itu sendiri memiliki spot-spot yang menarik, seperti gembok cinta, kolam harapan, Petting Zoo, dan sebagainya. Pada pukul 18.00 WIB, saya dan teman-teman mahasiswa sudah harus berada di lahan parkir Farmhouse untuk foto bersama. Sesudah foto, kami semua diminta untuk masuk ke bus dan berangkat menuju tempat makan malam, yaitu di Rumah Makan Grafika Cikole. Sekitar pukul 19.30 WIB, kami tiba di rumah makan dan langsung dipersilakan untuk makan malam dan salat Isya’ yang di-qadha dengan Maghrib. Kemudian saat kami masuk ke bus lagi sekitar pukul 20.10 WIB, ada penjual stroberi yang masuk ke dalam bus dan menawarkan dagangannya. Saya dan beberapa teman saya tentu membeli stroberi tersebut dan sesudahnya langsung berangkat ke tujuan berikutnya, yaitu pusat oleh-oleh khas Jawa Barat. Selama perjalanan ke pusat oleh-oleh, saya dan teman-teman di bus 2 tidak melakukan banyak hal, seperti hanya berbincang ringan dan beberapa juga ada yang tertidur.
Pada pukul 21.20 WIB, kami tiba di pusat oleh-oleh dan langsung membeli makanan khas Jawa Barat, seperti peuyeum, kue balok, kue bolu susu, dodol, dan sebagainya. Setelah kami masuk ke dalam bus, kami pun langsung berangkat ke tujuan akhir, yaitu kembali ke D. I. Yogyakarta. Selama perjalanan pulang, saya dan teman-teman di bus 2 hanya mendengarkan lagu akustik dan tidur karena saat itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB dan kami sudah cukup mengantuk. Akhirnya, saya dan teman-teman mahasiswa yang lain tiba di kampus tercinta, yaitu Universitas Negeri Yogyakarta, pada pukul 03.30 WIB. Setelah menurunkan barang-barang dari bus, kami semua pun pulang ke rumah maupun ke kos masing-masing menggunakan GoRide, GoCar, dan ada pula yang dijemput oleh orang tuanya.
Comments
Post a Comment